Sunday 8 September 2019

31: Untuk terakhir kalinya: 1/3

To the very last time, adalah yang aku pikirkan untuk mengawali tulisan-tulisanku berikutnya.

~ Untuk diriku di masa depan, dan orang-orang disekitarku. ~

Disela-sela dini hari ini, aku merasa kedinginan. Dingin banget serasa kalori penghangat tubuhku lewat gtu aja. Tidak lama setelah itu setidaknya bbrp menit, sisa air wudhu yg menempel di kulitku menghilang secara alami. Entah kenapa bsa gtu, aku anggap itu reaksi kimia karena sebagian partikel air yg jatuh 1 per 1 karena angin malam dan sebagian lainnya masuk meresap ke sela-sela kulit. Hahaha. Aku ketawa dalam hati sbg reaksi dari sok tahuanku. Aku yg cm anak lulusan SMK berkompetensi di bidang IT mana mungkin menjawab hal itu dg benar. Apalagi sejak klas 10 hingga 12 tidak pernah sekalipun merasakan jam pelajaran Kimia.

Sungguh sangat banyak kejadian di akhir 2 minggu. Awalnya aku ingin menceritakannya dg rinci; dimulai dari kampus UINSA, surat cinta pertamaku, sahabat-sahabat baruku, teman baruku si extrovert saat di jembatan Surabaya, teman cewekku yg marah karena pengunduran diriku sbg mahasiswa yg mendadak tanpa kabar sblmny, hingga reaksi orang-orang disekitarku  yg diluar dugaan.

Semua begitu bernilai, hanya dlam waktu 2 minggu saja sblm keberangkatanku pada hari itu dari bandara Juanda menuju bandara Sultan Iskandar Muda. Seperti yg dikatakan temanku yg kurang lebih begini: "Pertemuan kita singkat tetapi penuh nilai"

Aku selalu menggunakan kata" itu untuk memberikan nilai pada suatu kesan dari setiap kejadian-kejadian yg ada setelahnya. Meskipun tdk ada standar yg pasti, hanya bergantung pendekatan perasaanku saja saat itu, setidaknya aku msh bisa menilai makna di balik tiap-tiap persitiwa yang ada.

Banyak pemandangan dan foto-foto yg berhasil aku ambil untuk mendukung tulisan ini. Namun, ternyata aplikasi Blogger dari play store blm mengizinkan fitur tsb. Entah karena aku yg kurang menguasai atau gmn, yg jelas aku hanya bsa mengetik kata-kata. Aku sadar bahwa tulisanku ini berantakan tak terarah. Sewajarnya aku yg sedang mengantuk dan memaksa untuk menulis sendirian di depan kosannya.

0 komentar:

Post a Comment

Tinggalkan komentar