Monday, 9 September 2019

31: Untuk terakhir kalinya: 3/3

Bagian akhir ini aku tulis pada pukul 03.27. Gila aku blm tidur! Tak apalah pikirku kapan lagi aku bisa menulisnya? Barangkali stelah 3 bulan pendidikan nanti ingatanku sudah mulai kabur dan tidak rinci. Karena tertimbun ingatan ekstrim saat pendidikan.

Oke mulai lagi! 

Setelah turun dari pesawat di bandara Sultan Iskandar Muda dan sholat Ashar sejenak, aku menaiki taxi bersma 3 rekanku; Yayan(Madiun), Yoga(Madiun), dan Naufal(Surabaya); menuju Poltekpel Malahayati Aceh. Sesampainya di sana sua menghubungi Letda Turijan yang merupakan rekan ayahku sekaligus pelatih di poltek tsb. Kami ber 4 diarahkan oleh beliau mana kosan yg akan diambil, cara berperilaku, dan pesan agar selalu mengabari jika btuh sesuatu seperti belanja kebutuhan asrama.

Pukul 9 kami kelelahan dan langsung tidur.

Sabtu, kami pergi berbelanja di daerah sekitar masjid, lalu siangnya kami habiskan untuk tidur dan malamnya kami habiskan untuk menyiapkan sebagian barang dan ngopi di warung pak Abu. Pukul 10 tmn"ku kembali ke dalam, aku msh saja di kursi. Asyik membaca buku berjudul "Man's search for meaning" karya Victor E. Frankl yang menceritakan kisah seorang dokter psikolog menghadapi tekanan semasa menjadi tawanan Nazi di kamp-kamp konsentrasinya. Hingga aku diajak berbicara dg abang Taruna angkatan 1, sedangkan disitu posisiku hanya calon taruna angkatan 7. Aku mendapatkan pengalaman banyak darinya.

Minggu,  pagi nya kami molor karena semalam pda tidur di atas jam 2 karena beberapa kegaduhan yg tdk penting namun begitu seru. Paginya kami makan seperti biasa, dan berbincang dg bbrpa abang taruna dari angkatan 4 dan 5. Mereka dtg dr bbrpa penjuru kota, namun dominan berasal dari Sumatera sendiri dan Jawa. Siangnya aku habiskan pergi berkeliling Banda Aceh brsma rekan ku, Yayan. Kami berbelanja sdkt keperluan pribadi dan kemudian menuju museum Tsunami Aceh lalu diakhiri dg sholat Ashar di Masjid raya Aceh. Berangkat lancar namun pulangnya apes banget. Setidaknya sekitar 100rb kami berdua keluarkan untuk sekedar kembali ke kosan. Diantaranya karena labi labi atau angkot yg udh jarang, akhirnya kami naik bentor sekaligus untuk keliling cari warnet untuk print dokumen, di tengah perjalanan bentor ini mogok. Terpaksa kami ganti moda transportasi go car, yg harganya dibagi hny oleh 2 orang. Dari pusat kota menuju pesisir, harga go car ckup membuat 2 orng hrs merasa ikhlas. Malamnya aku habiskan untuk packing, melihat anime, dan menulis blog hingga pagi dini hari.

Ke-4 rekan ku yg unik in selalu bkin ketawa.
1. Si naufal asal Surabaya, aku suka gaya nya saat mengucapkan kata persahabatan "jancok".
2. Kemudian si Yayan asal Madiun yg gaya bercandanya saat menghina temannya begitu kocak.
3. Lalu si Yoga asal Madiun. Mmrtku dan rekan yg lain, dia ini yg paling aneh tingkah lakunya. Bahkan untuk diriku yg dinilai aneh oleh teman temanku di rumah dan sekolah, msh kalah aneh dg si Yoga ini. Slah satu tingkah kocaknya saat sholat dan kbtln bajunya dicuci, dia nekat pakai kaos kutang, sarung, dan peci haji. "yang penting menutupi aurat"  pikirannya, hahaha. Sesegera mungkin kami menertawakannya kemudian menyarankannya untuk menggunakan jaket.

Begitulah sdkt kekocakan dari bnyak kekocakan terjadi.

Sudah sepertinya aku ckup lelah untuk ttp mengetik, bagaimana caranya aku mengakhiri tulisan ini dg sebaik mungkin? Aku rasa hal terbaiknya adalah dg harapan, baiklah langsung saja, aku ingin tidur setidaknya 30 menit.
1. Aku harap pendidikan ku berjalan dg mulus tanpa ada rasa ingin kabur. Amin.
2. Semoga ingatanku atas peristiwa-peristiwa ini ttp berlangsung selamanya. Karena tdk sdktpun aku berencana melupakannya. Amin.

0 komentar:

Post a Comment

Tinggalkan komentar